Hari
raya Pagerwesi jatuh setiap enam bulan Bali sekali tepatnya pada rahina
Budha Kliwon Sinta. Pagerwesi berakar dari kata “Pagar” dan “Wesi”. Ini merupakan perlambang suatu
perlindungan yang kuat yang memagari atau membatasi. Segala sesuatu yang
dipagari berarti sesuatu yang bernilai tinggi agar jangan mendapat gangguan
atau dirusak. Hari Raya Pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu
sebagai hari untuk memagari diri. Hari ini adalah payogan Hyang Pramesti
Guru, disertai para Dewa dan Pitara, demi kesejahteraan dunia dengan segala
isinya dan demi sentosanya kehidupan semua makhluk.
Dalam lontar Sundarigama disebutkan, Budha Kliwon
Sinta disebut Pagerwesi sebagai pemujaan Sang Hyang Pramesti Guru yang diiringi
oleh Dewata Nawa Sanga (sembilan dewa) untuk mengembangkan segala yang lahir
dan segala yang tumbuh di seluruh dunia. Pelaksanaan upacara/upakara Pagerwesi
sesungguhnya titik beratnya pada para pendeta atau pemimpin agama.
Refrensi:
Isi ; wedahindu.blogspot.co.id
babadbali.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar