Mekotek
merupakan salah satu tradisi yang terdapat di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Badung, Bali.Dilaksanakan tepat pada Hari Raya Kuningan atau 10 hari
setelah Hari Raya Galungan. Pelaksanaan upacara Mekotek awalnya diselenggarakan untuk menyambut armada perang kerajaan
Mengwi yang melintas di daerah Munggu yang akan berangkat ke medan laga dan
juga dirayakan untuk menyambut pasukan saat mendapat kemenangan perang dengan
kerajaan Blambangan di Pulau Jawa.
Perayaan mekotek ini dulunya menggunakan tombak
dari besi, yang memberikan semangat pasukan ke atau dari medan perang, namun
seiring perubahan waktu dan untuk menghindari peserta terluka, maka tombak
diganti dengan tongkat dari pulet yang sudah dikuliti yang panjangnya sekitar 2
– 3.5 meter. Kemudian tongkat kayu diadu sehingga menimbulkan bunyi “tek
tek” di kimpulkan sehingga membentuk sebuah kerucut/ piramid, bagi yang
punya nyali naik kepuncak kumpulan tongkat kayu dan berdiri diatasnya seperti
komando yang memberikan semangat bagi pasukannya. Hal yang sama juga dilakukan
oleh kelompok yang lain, membentuk tongkat seperti kerucut dan nantinya akan
dipertemukan antara satu dengan yang lainnya. Komando yang berdiri diatas kumpulan
tongkat akan memebri komando layaknya panglima perang dan menabrakanya dengan
kelompok lain, dengan diiring sebuah gamelan sehingga memacu semangat peserta
upacara.
Pada jaman kolonial Belanda tradisi ini pernah
ditiadakan, namun kemudian terjadi bencana. Tiba-tiba 11 orang meninggal di
kalangan warga Munggu, kemudian melalui perundingan yang alot dengan pihak
kolonial, perayaan ini bisa kembali dirayakan sampai sekarang ini. Upacara ini
merupakan suatu bentuk penolak terhadap bala.
Refrensi:
Isi ; balitoursclub.com
Gambar ; wikipedia.id
Kotawisataindonesia.com