Selasa, 27 Oktober 2015

MEKOTEK



Mekotek merupakan salah satu tradisi yang terdapat di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.Dilaksanakan tepat pada Hari Raya Kuningan atau 10 hari setelah Hari Raya Galungan. Pelaksanaan upacara Mekotek awalnya diselenggarakan untuk menyambut armada perang kerajaan Mengwi yang melintas di daerah Munggu yang akan berangkat ke medan laga dan juga dirayakan untuk menyambut pasukan saat mendapat kemenangan perang dengan kerajaan Blambangan di Pulau Jawa.
Perayaan mekotek ini dulunya menggunakan tombak dari besi, yang memberikan semangat pasukan ke atau dari medan perang, namun seiring perubahan waktu dan untuk menghindari peserta terluka, maka tombak diganti dengan tongkat dari pulet yang sudah dikuliti yang panjangnya sekitar 2 – 3.5 meter. Kemudian tongkat kayu diadu sehingga menimbulkan bunyi “tek tek” di kimpulkan sehingga membentuk sebuah kerucut/ piramid, bagi yang punya nyali naik kepuncak kumpulan tongkat kayu dan berdiri diatasnya seperti komando yang memberikan semangat bagi pasukannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok yang lain, membentuk tongkat seperti kerucut dan nantinya akan dipertemukan antara satu dengan yang lainnya. Komando yang berdiri diatas kumpulan tongkat akan memebri komando layaknya panglima perang dan menabrakanya dengan kelompok lain, dengan diiring sebuah gamelan sehingga memacu semangat peserta upacara.
Pada jaman kolonial Belanda tradisi ini pernah ditiadakan, namun kemudian terjadi bencana. Tiba-tiba 11 orang meninggal di kalangan warga Munggu, kemudian melalui perundingan yang alot dengan pihak kolonial, perayaan ini bisa kembali dirayakan sampai sekarang ini. Upacara ini merupakan suatu bentuk penolak terhadap bala.



Refrensi:
            Isi                    ; balitoursclub.com
            Gambar           ; wikipedia.id
                                    Kotawisataindonesia.com

Senin, 26 Oktober 2015

PURA LUHUR SRI RAMBUT SEDANA





 
Pura Luhur Sri Rambut Sedana, terletak merupakan salah satu Pura penyungsungan jagat yang terdapat di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Pura ini  terletak di kawasan hutan lindung di lereng Gunung Batukaru. Alam lingkungan di sekitar pura ini masih sangat alami. Hanya terdapat beberapa pelinggih pemujaan, yang sebagian besar masih berupa bebaturan atau tahta batu atau susunan btuan, yang diyakini merupakan peninggalan tradisi megalitik di jaman perundagian.

Pura yang luasnya hanya kurang lebih 8 are ini, merupakan salah satu stana Ida Bhatara Sri Rambut Sedana. Dengan melaksanakan pujawali setiap enam bulan sekali (enam bulan Bali). Yang tepatnya jatuh pada Budha Kliwon Kelawu atau Budha Cemeng Kelawu. Biasanya akan nyejer selama tiga hari, yaitu nyineb pada hari sabtu.


 


Refrensi:
            Isi                    ; desajatiluwih.blogspot.co.id
            Gambar           ; desajatiluwih.blogspot.co.id
                                    hindu-akuntansi-1i-undiksha.blogspot.com

MESURYAK



Mesuryak merupakan suatu ritual yang utin dilaksanakan secara turun-temurun oleh warga Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali. Yang mana untuk merayakan Hari Raya Kuningan. Upacara Mesuryak digelar bertepatan pada Hari Raya Kuningan (10 hari setelah Galungan) setiap 6 bulan sekali(enam bulan Bali atau setara tujuh bulan masehi). Mesuryak bertujuan untuk memberikan bekal berupa beras dan uang kepada leluhur yang akan kembali Suarga Loka (alam baka). Warga Bali percaya bahwa leluhur mereka turun pada Hari Raya Galungan dan kembali ke alam baka pada Hari Raya Kuningan.


Mesuryak berasal dari kata suryak yang artinya berteriak atau bersorak. Upacara ini dilaksanakan hanya dari pukul 9 pagi hingga 12 siang. Dikarenakan melebihi jam 12 siang, dipercaya para leluhur telah kembali ke surga. Sebelum upacara ini dimulai, semua warga melakukan persembahyangan di pura keluarga atau pura kahyangan tiga yang berada di desa setempat. Leluhur yang telah dilepas kepergiannya dibekali banten pangadegan atau sesaji yang diletakan di depan kori (gerbang rumah). Sesajian terdiri atas beras, telur, pis bolong (uang kepeng) dan perlengkapan lainnya yang disiapkan sebagai bekal leluhur. Saat semua persiapan telah dilakukan, maka Mesuryak dapat dilaksanakan. Caranya adalah setiap anggota keluarga memberi bekal kepada leluhur sesuai dengan kemampuan, dari uang logam hingga uang kertas. Uang dilemparkan ke udara dan warga saling berebut. Tradisi Mesuryak bermakna kemakmuran.Uang yang dilempar ke udara yang disimbolkan untuk leluhur bermakna sebagai ungkapan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.



Refrensi:
Isi                    ; wikipedia.id
Gambar           ; metrobali.com
                        news.okezone.com

PURA LUHUR PUCAK PETALI



Pura Luhur Pucak Petali terletak di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Pelaksannaan pujawali atau piodalannya yaitu jatuh pada Budha Kliwon Ugu. Dan biasanya akan nyejer kurang lebih selama tiga hari, yaitu hingga hari sabtu. Luas pura ini berkisar sekitar 10 hektar.

Menurut beberapa catatan sejarah, pura ini dibangun oleh Bhagawan Rsi Canggu bersama Arya Wang Bang pada zaman pemerintah Adhipati Samprangan Sri Kresna sekitar tahun caka 1272 atau tahun 1350 masehi. Salah satu sumber yakni Tattwa Maharsi Markandya diuraikan pembangunan pura ini berhubungan dengan kisah Ida Bagus Angker yang merupakan putra dan Rsi Wesnawa Mustika. Setelah Rsi Mustika wafat di Besakih karena bertapa cukup lama memohon kestabilan negara, Bagus Angker pindah dari Sengguhan Klungkung ke Giri Kusuma. Beliau melakukan yoga samadhi, meyatukan pikiran sucinya. Tempat beliau beryoga akhirnya dinamakan Gunung Sari, sementara tempat tinggal Ida Bagus Angker dinamakan Jatiluwih, sebab sudah melakukan dwijati dengan bhiseka Ida Bhujangga Rsi Canggu. Beliau bersama Arya Wang Bang dibantu oleh masyarakat sekitar membangun khayangan yang diberi nama Pura Petali. Bhujangga Rsi Canggu sangat tersohor dalam sastra agama, ilmu kebatinan, baik buruknya hari hingga ilmu pengobatan beliau kuasai. Tentu saja keberadaan Pura Petali ini menjadi pusat kegiatan spiritual Rsi Canggu beserta pengikut dan masyarakat di sana masa itu.
Menurut keyakinan masyarakat, Pura Luhur Pucak Petali sesuai dengan namanya, pura ini merupakan pengikat bumi atau pengikat jagat raya. Jadi pura ini merupakan, pusat produksi gelombang spiritual yang mampu memberikan perlindungan kepada umat manusia dan alam semesta. Awalnya ketika ditemui, pura ini hanya berupa susunan bebatuan berbentuk tugu, terletak di tengah hutan yang berada di bawah Gunung Batukaru. Masyarakat sekitar setelah melakukan permohonan kemudian membangun pura di tempat tersebut. Namun berdasarkan petunjuk gaib yang didapatkan, tinggi bangunan pura tidak boleh melebihi batang pohon yang tumbuh juga secara misterius di lokasi tersebut.

 


Refrensi:
            Isi                    ; blog.gruphardys.com
            Gambar           ; plesiryuk.com